Page 121 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 121
dan pedagang dari Kotagede Yogyakarta, tapi ada pula pegawai pemerintah
diluar kementerian agama seperti dari P dan K, Kepolisian dan TNI, namun
jumlahnya sangat sedikit.
Diantara mereka ada yang bekerja dikementerian agama bagian
Pengadilan agama, Penerangan agama, dan kepala-kepala KUA yang bertebaran
di wilayah Kabupaten Gunungkidul. Kala itu di awal-awal kemerdekaan
perkantoran urusan agama telah ada dikhotomi pemahaman Islam sebagian ada
yang berfaham dan berafiliasi Muhammadiyah juga ada yang berfaham dan
berafiliasi Nahdhatul Ulama, masing-masing memiliki semangat dan spirit
berebut pengaruh dalam berfastabiqul khairat.
Dari berbagai informasi yang penulis peroleh dari tokoh-tokoh sepuh
Muhammadiyah, kisah berdirinya Muhammadiyah di wilayah Gunungkidul
mengerucut bermula dari adanya MMI (Madratsah Menengah Islam) sebagai
modal awal amal usaha para tokoh-tokoh Muhammadiyah waktu itu, para
alumnusnya dijadikan anak panah untuk melakukan ekspansi menyebarkan
Muhammadiyah ke pelosok wilayah Gunungkidul yang diperkuat oleh para
pegawai pemerintah yang memiliki semangat bermuhammadiyah kala itu.
Diantara para tokoh sepuh Muhammadiyah yang juga ikut berjuang
mengajar di Madratsah Menengah Islam diantaranya Bapak A.Badawi Anwar
(Moyudan,Sleman) Bapak Ali ( asal Jejeran Wonokromo, Bantul), Bapak Abdul
Qodir , Bapak Ali Hadi, Bapak Ramelan, Bapak Musa (Jogokaryan),Bapak Jadid
(Karangmojo), Bapak Bunandar (Yogya) Bapak R.M.Badaruddin (berasal dari
Kauman Yogyakarta) Bapak Amar Rosyidi (berasal dari Kulon Progo), Bapak
Muhammad Hani, dll
Beberapa tokoh awal penggerak Muhammadiyah di Gunungkidul pra
(sebelum) di syahkan sebagai organisasi oleh PP Muhammadiyah tersebut telah
penulis coba untuk mencari dokumen gambar/fotonya, melalui para ahli waris
yang penulis kenal namun hanya mendepatkan beberapa saja diantaranya
adalah ;Bapak. A.Badawi Anwar, Bapak R.H.M.Badaruddin , Bapak
Matahari Terbit
108 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul