Page 85 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 85

Kelahiran Muhammadiyah sebagaimana digambarkan itu melekat dengan
           sikap, pe mikiran, dan langkah Kyai Dahlan sebagai pendirinya, yang mampu

           memadukan paham Islam yang ingin kembali pada Al-Quran dan Sunnah Nabi
           dengan orientasi tajdid yang membuka pintu ijtihad untuk kemajuan, sehingga
           memberi karakter yang khas dari kelahiran dan perkembangan Muhammadiyah

           di kemudian hari. Kyai Dahlan, sebagaimana para pembaru Islam lainnya, tetapi
           dengan  tipikal  yang  khas,  memiliki  cita-cita  membebaskan  umat  Islam  dari
           keterbelakangan dan membangun kehidupan yang berkemajuan melalui tajdid

           (pembaruan) yang meliputi aspek-aspek tauhid (‘aqidah), ibadah, mu’amalah,
           dan  pemahaman  terhadap  ajaran  Islam  dan  kehidupan  umat  Islam,  dengan
           mengembalikan kepada sumbernya yang aseli yakni Al-Quran dan Sunnah Nabi

           yang Shakhih, dengan membuka ijtihad.
               Mengenai  langkah  pembaruan  Kyai  Dahlan,  yang  merintis  lahirnya

           Muhammadiyah di Kampung Kauman, Adaby Darban (2000: 31) menyimpulkan
           hasil temuan penulisannya sebagai berikut:”Dalam bidang tauhid, K.H A. Dahlan
           ingin  membersihkan  aqidah  Islam  dari  segala  macam  syirik,  dalam  bidang

           ibadah, membersihkan cara-cara ibadah dari bid’ah, dalam bidang mumalah,
           membersihkan  kepercayaan  dari  khurafat,  serta  dalam  bidang  pemahaman

           terhadap  ajaran  Islam,  ia  merombak  taklid  untuk  kemudian  memberikan
           kebebasan dalam ber-ijtihad.”.
               Adapun langkah pembaruan yang bersifat ”reformasi” ialah dalam merintis

           pendidikan ”modern” yang memadukan pelajaran agama dan umum. Menurut
           Kuntowijoyo,  gagasan  pendidikan  yang  dipelopori  Kyai  Dahlan,  merupakan

           pembaruan karena mampu mengintegrasikan aspek ”iman” dan ”kemajuan”,
           sehingga  dihasilkan  sosok  generasi  muslim  terpelajar  yang  mampu  hidup  di
           zaman  modern  tanpa  terpecah  kepribadiannya  (Kuntowijoyo,  1985:  36).

           Lembaga pendidikan Islam ”modern” bahkan menjadi ciri utama kelahiran dan
           perkembangan Muhammadiyah, yang membedakannya dari lembaga pondok
           pesantren  kala  itu.  Pendidikan  Islam  “modern”  itulah  yang  di  belakang  hari



                                  Matahari Terbit
     72                           Diatas Seribu Bukit
                                             Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul
   80   81   82   83   84   85   86   87   88   89   90