Page 59 - MATAHARI TERBIT DIATAS SERIBU BUKIT- 2023
P. 59
masyarakat ingin Sunan Kalijaga mementaskan wayang, ia tidak meminta
bayaran apapun kecuali membacakan dua ayat syahadat. Dalam kesenian
wayang ini, Sunan Kalijaga mengajarkan nilai-nilai tasawuf. Selain itu juga
memunculkan ajaran Islam melalui tokoh Yudistira dan Bima. Bahkan perjungan
dakwah para wali ini memanfaat media budaya wayang yang sudah ada berupa
penambahan tokoh wayang dengan punokawan dimana tokoh-tokoh
Punakawan adalah karakter yang khas dalam wayang Indonesia. Mereka
melambangkan orang kebanyakan. Karakternya mengindikasikan bermacam-
macam peran, seperti penasihat para ksatria, penghibur, kritisi sosial, badut
bahkan sumber kebenaran dan kebijakan. Dalam wayang Jawa karakte
punakawan terdiri atas Semar, Gareng, Bagong, dan Petruk.
Punakawan itu berasal dari kata-kata Puna dan Kawan. Puna berarti
susah; sedangkan kawan berarti kanca, teman atau saudara. Jadi arti
Punakawan itu juga bisa diterjemahkan teman/saudara di kala susah.
Ada penafsiran lain dari kata-kata Punakawan. Puna bisa juga disebut
Pana yang berarti terang, sedangkan kawan berarti teman atau saudara. Jadi
penafsiran lain dari arti kata Punakawan adalah teman atau saudara yang
mengajak ke jalan yang terang.
Penafsiran lainnya, Puna atau Pana itu berarti fana. Jadi Punakawan juga
bisa ditafsirkan teman/saudara yang mengajak ke jalan kefanaan. Jadi jika
digabungkan maka arti dari tokoh Semar, Nala Gareng, Petruk, Bagong itu
memiliki arti 'bergegaslah memperoleh kebaikan, tinggalkanlah perkara buruk'.
SEMAR
Semar berasal dari kata Samara (bergegas). Semar merupakan pusat dari
punakawan sendiri dan asal usul dari keseluruhan
punakawan itu sendiri. Semar disegani oleh kawan
maupun lawan Semar menjadi rujukan para kesatria untuk
meminta nasihat dan menjadi tokoh yang dihormati.
Namun karakter tetap rendah hati, tidak sombong, jujur,
Matahari Terbit
46 Diatas Seribu Bukit
Sejarah Pergerkan Muhammadiyah Gunungkidul